Minggu, 07 April 2013

[Sinopsis K-Drama] The King 2 Hearts episode 5



They are so cute, aren't they? :D

Sinopsis The King 2 Heart Episode 5

Berbulan-bulan tim gabungan Korsel dan Korut ini mengikuti pelatihan dan merasakan pengalaman yang menegangkan, menyedihkan dan bahkan menyenangkan. Setelah menyelesaikan misi terakhir untuk berlari sejauh 60 km selama 8 jam, kini semuanya sudah selesai. Dan saatnya untuk kembali ke kehidupan masing-masing.

“Untuk kejayaan tim perwira Korea Utara dan Korea Selatan. Untuk merayakan kesuksesan besar kejuaraan WOC. Cheers!!

Semua perwira militer yang ikut berpartisipasi dalam ajang pelatihan antara Utara dan Selatan juga ikut bersulang. Mereka mengadakan perayaan atas selesainya pelatihan gabungan antara perwira Utara dan Selatan.
Di tengah suasana menyenangkan itu, kamerad Yeom Dong Ha mengajak kamerad Ri Kang Suk untuk menyingkir sebentar ke tempat yang agak sepi. Ia membawa poster yang bergambar SNSD, ia mengatakan bahwa itu adalah hadiah untuk Ri Kang Suk. Melihat itu, hampir saja Ri Kang Suk marah.
Namun, Dong Ha dengan cepat menjelaskan bahwa ia ingin memberikan alamatnya pada Ri Kang Suk. Hanya saja ia tak punya kertas jadi ia ingin menulisnya di poster tersebut. Yeom Dong Ha lalu pura-pura kecewa,”Kau tidak menyukainya?” sambil menggulung poster tersebut.

Ri Kang Suk mengelak, ia langsung menyuruh Yeom Dong Ha menulisnya cepat-cepat dan tulisannya yang kecil saja. (bilang saja kalau Ri Kang Suk ini memang pengen dan merasa senang dapat poster SNSD. :D )
Di lain tempat, kamerad Eun Shi Kyung juga memberikan hadiah kenang-kenangan untuk kamerad Kwon Young Bae. Kwon Young Bae merasa terharu. Dan ternyata ia juga sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Eun Shi Kyung berupa kue beras Korea. Setelah memberikan itu, raut wajah Young Bae jadi sedih.

Di tengah kesedihannya itu, Young Bae punya ide. Ia menyarankan agar mereka berfoto bersama. Ia lalu menarik lengan Eun Shi Kyung. Ia juga menarik lengan Yeom Dong Ha untuk diajak berfoto bersama.
Sebelum di foto, kamerad Kwon Young Bae meminta kamerad Eun Shi Kyung untuk bertukar topi perwira mereka. Eun Shi Kyung menuruti permintaan Young Bae. Ri Kang Suk juga ikut foto bersama.
Kim Hang Ah berjalan ke sana kemari, (mencari alamat (?)) mencari si Pangeran tampan Lee Jae Ha. Tak berapa lama, ia menemukan sosok yang dicarinya itu. dan tanpa ba-bi-bu lagi, Kim Hang Ah ini langsung memukul punggung yang ia kira adalah Lee Jae Ha.
Uuppss, sayangnya itu bukan Lee Jae Ha. Tapi dia adalah kamerad Eun Shi Kyung. Betapa malunya Hang Ah, ia lalu meminta maaf dan segera pergi.

“Apa kau mencari Pangeran?”tanya Eun Shi Kyung. Kim Hang Ah berbalik, dan dengan segera menepisnya. ia tidak mengaku kalau ia memang mencari pangeran. Ia beralasan bahwa Lee Jae Ha harus mengembalikan kunci kamar. Eun Shi Kyung menjawab bahwa kunci kamar itu sudah dikembalikannya.
Karena pangeran sudah pergi duluan bersama Raja, dan tidak mengikuti acara saat itu.
Kamerad Kim Hang Ah yang mendengar itu, terlihat kecewa (bahkan sepertinya sangat kecewa). Kamerad Eun Shi Kyung kemudian teringat sesuatu. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan botol parfum. Itu adalah hadiah dari pengeran untuk Kim Hang Ah. Setelah memberikan itu Eun Shi Kyung pergi.
Kim Hang Ah menerima itu dengan perasaan senang. Ia mencium aromanya, lalu dicoba disemprotkan ke tangannya. Tapi tak ada cairan yang keluar.Dasar Lee Jae Ha, yang diberikannya itu memang hanya botol parfumnya saja tanpa isi. “AAAhhhhh.... Dasaarrrrr!!!!!”

Di jalanan Korea Selatan. Lee Jae Ha merasa sangat senang. Ia seperti burung lepas dari sangkarnya. ia mengendarai mobil sesuka hatinya. Ia benar-benar gembira bisa menikmati suasana Seoul kembali. Ia kemudian mengendarai mobilnya di samping mobil kakaknya. Lee Jae Ha mengatakan, kalau itulah yang ia rindukan.
Lalu ia melihat banner di sebuah gedung yang memajang seorang gadis yang sedang berpose. Ia mengatakan, “Kak, kenapa Kim Hang Ah ada di sini?”sambil menunjuk ke banner itu (sebenarnya Cha ga jelas juga gadis itu siapa. Benarkah memang Kim Hang Ah, atau yang lain. Soalnya kalau dilihat sekilas juga rada mirip). Sang Kakak hanya tersenyum melihat tingkah adiknya itu.

Raut wajah Lee Jae Ha lalu berubah seperti menunjukkan kalau dia rindu pada inspektur pasukan khusus itu.
Kim Hang Ah tengah mengemasi barang-barang di kamar yang pernah ditempatinya bersama Jae Ha, ia melihat ke sekeliling. Dan ia mendapati Lee Jae Ha sedang duduk di depan meja komputer. Sayangnya yang ia lihat itu hanyalah bayangan dari seorang Jae Ha.
Kim Hang Ah juga terlihat rindu pada Jae Ha. Ia lalu memutuskan untuk duduk di kursi bayangan Jae Ha tadi. Dan langsung duduk seperti yang sering dilakukan Jae Ha. Mata Hang Ah berkaca-kaca. Ia benar-benar sedih. (TT.TT Cha juga sedih)
Ratu Bang Yang Seon (Ibu Lee Jae Ha dan Raja) sedang berkebun bersama Raja dan Lee Jae Ha. tentu saja Raja dan Lee Jae Ha hanya berdiri. Lee Jae Ha kemudian menyentuh pundak sembari memanggil ibunya,”Eomma..”

Namun ibunya berpura-pura untuk menghiraukan anaknya itu. Karena tak mendapat respon, ia langsung mengomel bahkan pada kakaknya. Ibunya menyerobot omelan anaknya itu. “Apa yang kau lakukan di Korut sana, kelakuan apa yang kau perbuat hingga kakakmu yang patuh ini memarahi ibunya sendiri?”

Dasar memang Lee Jae Ha, dia malah menyalahkan kakaknya karena telah memarahi ibunya. Raja lalu meminta maaf pada ibunya. Dia menjelaskan, kalau Jae Ha akhirnya bisa sedikit lebih baik. “Sedikit? Apa kau tak melihat penyangga ini? Lukanya terbuka dan ada infeksi. Ah..ah.. tunggu, sepertinya aku perlu duduk sebentar.”bela Jae Ha. kemudian ia berjalan pergi sambil tertatih-tatih (hanya akal-akalan Jae Ha saja)

Ibu ratu sepertinya terpengaruh dengan ucapan Jae Ha itu,ia sedih. “Luangkan waktu minggu depan. Karena Jae Shin akan kembali.”. mendengar itu, Jae Ha melepas penyangganya dan segera kembali untuk mengkonfirmasi dengan apa yang telah ia dengar barusan. Raja langsung memukulnya pelan.
“Apa yang sedang kau lakukan? Aa.. ini hari libur kan? Bagaimana kalau kita menggunakan harta nasional sebagai taruhan untuk bermain Kkong-Kkong Da?”usul Lee Jae Ha yang kekanak-kanakkan, hal itu membuat Raja marah. Ia bertanya apakah Jae Ha sudah lupa tentang harta nasional nomor 327. Apakah Jae Ha benar-benar merasa kalau itu miliknya dan seenaknya merusakkannya. Bahkan ayah mereka sendiri yang pergi ke relik budaya.

Mendengar itu, Jae Ha berkata bahwa ia hanya bercanda. “Dasar membosankan” keluh Jae Ha. Ibu yang mendengar pertengkaran itu, membela Raja. Namun, Lee Jae Ha tetap saja mengoceh. “Kak, jujur. Usaha yang aku lakukan di saat-saat terakhir, kau juga mengakuinya kan? Jadi, seharusnya kau mau membantuku mewujudkan keinginan kecilku. Aku ingin mengajak seseorang untuk masuk ke istana. Dia sama sepertimu.”
“Lapor. Kapten Eun Shi Kyung, tahun ketiga era Gwanghee. 5 Februari menerima kembali posisi dan dipindahkan menjadi komandan pengawal kerajaan. Laporan selesai. Hormat!” Eun Shi Kyung memberikan laporannya. Selesai, atasan Eun Shi Kyung memberikan selamat sambil berjabat tangan.
Atasan itu mengatakan bahwa kapten Eun Shi Kyung telah memberikan kesan yang baik selama pelatihan. Sehingga pangeran sendiri yang memindahkan Eun Shi Kyung dipindahkan ke situ, Yeom Dong Ha juga akan menjadi wakil kapten mendampingi Shi Kyung.
Tak berapa lama, pangeran Lee Jae Ha masuk. Atasan dan Shi Kyung memberi hormat. Pangeran menerima hormat itu, dan mengisyaratkan atasan itu untuk pergi. Pangeran memuji Eun Shi Kyung yang mengenakan seragamnya yang baru itu. kemudian ia bertanya pada Shi Kyung, siapa yang akan menjaga kamarnya untuk hari itu.

Eun Shi Kyung menjawab bahwa itu adalah tempat peristirahatan jadi tak seorangpun yang diperbolehkan masuk. Lee Jae Ha lalu membuat alasan kalau ia sedang merasa tak nyaman. Sehingga ia memerlukan penjagaan ekstra. Kapten Eun Shi Kyung pun menuruti permintaan pangerannya itu, ia akan mengaturkan jadwal untuk Jae Ha. Tapi Pangeran Lee Jae Ha tidak ingin prajurit ataupun Dong Ha yang menjaga kamarnya. Ia hanya menginginkan seorang perwira terpercaya, Eun Shi Kyung.
Kasihaaann sekali melihat Eun Shi Kyung ini. Selain jadi kapten dia ternyata juga jadi tukang pijat. Gimana ga. Lee Jae Ha sengaja menyuruh Shi Kyung untuk menjaga kamarnya agar ia bisa mengerjai sang kapten itu.

Miris melihat wajah Eun Shi Kyung, antara pengen marah dan mengingat tanggungjawab. Pangeran Lee Jae Ha benar-benar keterlaluan mempermainkan Eun Shi Kyung. Karena tak tahan lagi, Eun Shi Kyung berinisiatif untuk memanggil tukang pijat sesungguhnya (hahha..).
Lee Jae Ha langsung mengatakan bahwa ini adalah latihan. Lalu ia mengungkit kejadian ketika mereka pertama kali bertemu saat Shi Kyung mengacungkan pistol padanya. Lalu pada saat Jae Ha berlari 60 km sendirian. Shi Kyung benar-benar membiarkan Jae Ha. Dan yang terakhir Jae Ha mengatakan bagaimana ekspresi Eun Shi Kyung ketika berada di dekat Kim Hang Ah (yang terakhir ini jelas kecemburuan Jae Ha sendiri yang membuatnya kesal pada Eun Shi Kyung).

Karena hal-hal itulah, Jae Ha akan melupakan masalahnya dan membantu Shi Kyung di masa depan. Jadi ia menyuruh agar Shi Kyung juga tetap berada di sisinya terus. Shi Kyung hanya termenung. Dan Jae Ha tetap mengerjainya.
Kim Hang sedang makan malam bersama ayahnya. Mereka membahas tentang perjodohan Kim Hang dengan Lee Jae Ha. Ayah Hang Ah menyuruh putrinya itu untuk percaya diri. Karena Raja sendiri yang memilihnya.
Hang Ah masuk ke kamarnya dan memikirkan apa yang dikatakan ayahnya.
Kemudian ia ingat sesuatu, ia membuka lemari dan mengambil botol parfum yang pernah diberikan oleh Jae Ha. Ia tersenyum.
Di kediaman Raja, Lee Jae Kang juga sedang memikirkan masalah perjodohan itu. Istrinya menghampiri dan bertanya,”Apakah itu orang dari WOC. Anggota pasukan khusus?” Jae Kang mengiyakan, dan ia balik bertanya “Dia tidak bisa kan?” istrinya juga mengiyakan. Raja Jae Kang lalu mencoret nama Hang Ah dari daftar.
Raja Jae Kang menemui adiknya yang sedang mandi di bath-up. Ia menjelaskan bahwa Jae Ha akan melakukan kencan buta dengan seorang wanita Korea Utara. Jae Ha protes. Dia tidak suka melakukan hal ini. Karena emosi, ia langsung berdiri dari bath-up. Dan uuupppsss....
Raja hanya tertawa melihat tingkah konyol adiknya itu. Jae Ha tersadar dan kembali duduk ke dalam bath-upnya. Dan kembali juga melakukan protes. Raja meyakinkan bahwa Jae Ha akan menyukai wanita itu. wanita itu sangat stylish dan fashionable.
Di tengah protesnya itu, Jae Ha tak sengaja menyinggung nama Hang Ah. Dan Raja dengan cepat mengatakan kalau Hang Ah sudah dicoret. Nampak sekali wajah Jae Ha yang tiba-tiba kecewa dengan apa yang baru didengarnya itu.
Sekretaris Eun sedang menelpon ayah Hang Ah. Dan menjelaskan bahwa mereka tidak bermaksud untuk mengeliminasi Kim Hang Ah. Mereka hanya ingin melindunginya, karena ia akan berpartisipasi dalam WOC. Ayah Kim Hang Ah merasa kecewa dan marah atas keputusan itu. Ia tidak mau mendengarkan alasannya, dan dengan cepat langsung mematikan telponnya.
Di rumah, Hang Ah sedang melakukan perawatan wajah. Ia memaskeri wajahnya dengan timun. Tak berapa lama, ayahnya pulang dan sedih melihatnya putri kesayangannya itu.
Hang Ah bermain dengan komputernya sambil memikirkan kata-kata ayahnya tentang perjodohan itu. Matanya berkaca-kaca. Ia sangat sedih, tapi ia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh dan tetap tegar.
Kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah lemari.
Ia mengambil botol parfum itu dan membuangnya ke tempat sampah. Lama ia memandangi botol itu, dan tak terasa jatuhlah air matanya.
Pangeran Lee Jae Ha sedang melakukan kencan buta di salah satu kapal pesiar di Perancis. Pada awalnya mereka menggunakan bahasa Korea, namun Jae Ha menyarankan agar menggunakan bahasa Perancis saja agar wanita itu nyaman (sayangnya Jae Ha yang merasa tak nyaman).
Mereka membahas tentang karir si wanita, yang diketahui bernama Park Soo Jung itu. Hanya saja di setiap pembicaraan, ada saja Lee Jae Ha membahas Kim Hang Ah walau secara tak langsung.
Sementara itu di Korea Utara, Kamerad Kim Hang Ah dipindahtugaskan ke bagian penyimpanan informasi dan pengawasan nasional.
Ketika ia memulai untuk bekerja, seseorang yang tempatnya digantikan oleh Kim Hang Ah mengatakan padanya bahwa ada berita mengenai Pangeran Korea Selatan yang gambarnya baru saja diambil di luar negeri. Kim Hang Ah melihat berita yang dimaksud dan melihat Jae Ha bersama wanita lain. Ia kesal dan pura-pura tidak mengetahui apa-apa.
Sedang sibuk mengobrol, Park Soo Jong menunjuk ke arah televisi,”Lihat itu...”. Lee Jae Ha menoleh dan spontan berdiri. Berita itu mengabarkan bahwa pangeran akan menikah dengan inspektur pasukan khusus dari Korea Utara.
Di ruang kerjanya, Kim Hang Ah juga tak sengaja melihat berita itu. Raja Lee Jae Kang dan Ratu Bang Yang Seon juga yang berada di tempat terpisah pun juga mendengar berita panas ini.
Bahkan Ratu Yang Seon pingsan setelah mendengarnya. Sedangkan Raja shock.
Kim Boong Go sedang asyik menikmati sebuah film di bioskop pribadinya. Sambil menonton, asistennya menjelaskan tentang bisnis mereka. Dan menunjukkan surat kabar yang mengabarkan kalau Pangeran Korea Selatan akan menikahi seorang anggota pasukan khusus. Kim Bong Goo bertanya, apakah pasukan khusus itu seperti orang bayaran mereka. Asistennya mengiyakan. Biasanya pasukan khusus ini ditugaskan untuk membunuh tokoh-tokoh penting.

Kim Bong Goo senang mendengar itu. “Biarkan mereka menikah.” Ia merasa menang. Karena mereka (Korut dan Korsel) akan hancur dengan pernikahan itu.
Sekretaris Eun, mendapat sebuah kiriman. Ia memberikannya pada Raja di ruang kerja, ”Yang Mulia.”
Raja dengan cepat membuka isi kiriman itu. Ternyata itu adalah sebuah cincin. “Club M yang mengirimkan ini.”kata kepala sekretaris. “Mereka mengucapkan selamat atas pernikahan pangeran.”tambahnya.
Di pagi hari dengan rintik hujan, Lee Jae Ha sedang jogging di jalanan Perancis. Dia sudah ditunggu oleh kapten Eun Shi Kyung yang sudah siap membawakan payung. Pangeran Lee Jae Ha masih merasa kesal dengan rumor dan berita yang beredar di media massa dan melampiaskannya ke Shi Kyung.
Ketika sedang asyik (?) melampiaskan kekesalannya pada Eun Shi Kyung, seorang reporter wanita luar negeri meminta waktu Pangeran Jae Ha untuk melakukan wawancara. Jae Ha tersenyum sinis, “Kau pikir aku ini kenalan dekatmu? Kau pikir aku mengenalmu?”
Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia segera mengambil payung yang dibawa Shi Kyung dan berlalu pergi.
Bukan hanya keluarga kerajaan yang mendapat masalah karena pemberitaan itu, tapi ayah Kim Hang Ah juga. Ia mendapat banyak telpon yang meminta konfirmasi dari pihaknya. Ia hanya mengatakan kalau semua pemberitaan itu adalah salah paham.

Ayahnya Hang Ah bersiap untuk pergi. Namun belum sempat keluar dari ruangannya, Hang Ah sudah masuk. Ia juga ingin meminta penjelasan pada ayahnya. Ayahnya menjelaskan, bahwa masalah itu semua tidak ada hubungannya dengan mereka. Dan dia tetap meminta agar Kim Hang Ah tidak tepengaruh.
Di luar kediaman raja sendiri suasana begitu ricuh dan menegangkan. Banyak warga masyarakat, wartawan, bahkan hingga tetua negara. Masyarakat tidak setuju dengan pernikahan itu.
Raja Lee Jae Kang sedang melihat kondisi negaranya itu melalui televisi. Kepala sekretaris masuk dan memberikan hormat.
“Apa yang dikatakan Perdana Menteri?”tanya Raja
“Meskipun beliau mengatakan agar Anda segera memperjelas posisi Anda. Namun, harap diperhatikan. Jangan menunjukkan rasa ketidakpuasan, dan juga jangan membela diri sendiri. Ini adalah ketentuan tidak tertulis yang diturunkan oleh keluarga kerajaan sejak Korea menjadi Konstitusi Monarki. Anda harus tetap diam.”
Pangeran Lee Jae Ha bersama rombongan kini sudah berada di Korea dalam perjalanan pulang. Di mobil, Lee Jae Ha melihat siaran tentang kericuhan yang terjadi di depan istana. Kesal ia langsung mematikan siaran itu.
Sementara Eun Shi Kyung baru saja mendapat telpon yang mengabarkan bahwa Raja akan segera membuat keputusan. Pangeran kaget. Bukankah disaat seperti itu sebaiknya mereka tetap diam. Raja akan menjelaskannya sendiri. “Apa? Penjelasan apa?”
Sesampainya di kerajaan, Pangeran langsung menemui Raja di ruang kerjanya. Ia meminta penjelasan langsung dari Sang Raja. Apa yang ingin dikatakan Raja pada publik. Raja mengatakan bahwa ia akan menjelaskan semuanya. Termasuk pertimbangan untuk menjodohkan Pangeran dengan seorang anggota pasukan khusus dari Korea Utara. Dan wanita yang dimaksud itu sudah dieliminasi.

Pangeran Lee Jae Ha tidak terima. Ia tetap ngotot agar mereka tetap diam. Paling hanya seminggu berita seperti ini akan hilang. Namun, Raja menjawab bahwa masalah dengan Korea Utara seperti ini tidak akan mudah dilupakan. Raja berdiri dari tempat duduknya, dan segera berlalu meninggalkan Jae Ha.
Belum sampai pintu, Jae Ha langsung bertanya,”Bagaimana jika masalah ini malah semakin besar? Seperti yang kakak katakan, ini berhubungan dengan Korea Utara. Ini adalah tong peledak. Ketika kau menekan tombol yang salah dan rakyat meledak, lalu bagaimana? Apa yang akan kau lakukan? Mereka akan menuntutmu untuk turun tahta.”
“Maka aku akan turun tahta, jika rakyat memang menginginkan itu.”jawab Raja
Lee Jae Ha kembali ke kamarnya dan membanting pintu. Eun Shi Kyung yang berada di kamar itupun segera pergi. Tapi ditahan oleh kata-kata Pangeran. “Bahkan kaupun tahukan, disaat seperti ini sebaiknya kita tetap diam.”
Eun Shi Kyung tidak sepaham dengan kata-kata pangeran itu. Ia setuju dengan keputusan yang telah dibuat Raja. Pangeran Lee Jae Ha tidak merasa tenang, ia bahkan merasa terusik dengan jawaban itu dan segera mengusir Shi Kyung (Aduh tiada kata lain, selain kata kasihan nih. Shi Kyung jadi seperti tidak punya harga diri diperlakukan sesuka hati oleh Jae Ha).
Shi Kyung memberi hormat dan pergi, tapi lagi-lagi ditahan oleh kata-kata Lee Jae Ha. “Tunggu sebentar... kapan pelaksanaan acara konferensi pers dilaksanakan?”
Para wartawan sibuk mempersiapkan alat-alat untuk menyiarkan acara konferensi pers di kerajaan. Kepala sekretaris mengingatkan Raja bahwa tinggal 20 menit lagi acara akan dilaksanakan.
Di Korea Utara ayah Kim Hang Ah beserta anggota partai buruh juga sedang menantikan konferensi pers Raja.
Kim Hang Ah di ruang kerjanya juga sama. Ia menunggu dengan gelisah.
Istri Raja dan Ratu Bang Yang Seon sedang menyaksikan televisi. Semua siaran menyiarkan tentang masalah kerajaan itu.Ratu tidak suka, dan meminta menantunya itu untuk memindahkan channelnya. Istri Raja pun memindahkan channelnya ke siaran kompetisi sepak bola.
Tak disangka di kompetisi sepak bola tersebut, Pangeran Lee Jae Ha malah muncul dan memberikan penjelasan. Sedangkan di kerajaan, raja juga tengah bersiap-siap untuk konferensi pers. Namun hal itu tertunda, karena Pangeran Jae Ha. Semuanya memperhatikan siaran itu termasuk Raja.
“Halo, aku Pangeran Republik Korea Selatan, Lee Jae Ha. Pertama, aku ucapkan selamat untuk pertandingan sepak bola amal ini. Ini adalah pertandingan antara tim sepakbola untuk olimpiade dan tim allstars, bukan? Aku harap tim Korea Selatan bisa menang. Pidato yang aku persiapkan dengan begadang semalaman ini, tampaknya tidak berjalan baik. Menjadi seperti ini karena kandidat mempelai Pangeran adalah orang Korea Utara, bukan?”
Kim Hang Ah juga tengah menonton siaran Jae Ha tersebut.
“Kim Hang Ah... Dia adalah anggota pasukan khusus Korea Utara. Pertama kali kami bertemu, dia mengancam akan membunuhku. Hanya saja, hal yang tidak mudah dipahami di dunia adalah perasaan manusia. Aku mencintai Kim Hang Ah-ssi. Jadi aku meminta Raja untuk mengizinkan aku melamar dia dan Raja setuju. Benar, aku hanya memikirkan apa yang aku inginkan. Dan tidak mempertimbangkan rakyat Korea Selatan. Aku minta maaf. Namun, Raja tida salah. Yang salah adalah mencintai wanita Korea Utara. Wanita yang dilatih untuk membunuhku di masa lalu. Hatiku. Jadi semuanya, jika kalian ingin memarahi seseorang, marahilah aku. Layangkanlah pada hatiku, yang jatuh cintah pada musuh. Lemparkan batu! Dan maki saja aku!”

Pangeran Lee Jae Ha menutup pidatonya dengan memberikan hormat.
Kim Bong Goo sedang berada di pesawat. Ia akan pergi ke suatu daerah. Lalu ia mendapat surat kabar yang memberitakan tindakan Lee Jae Ha di lapangan sepak bola. Kim Bong Goo membaca sekilas Headline-nya dan langsung membuang surat kabar tersebut. Namun, ternyata semua surat kabar yang ada memang sedang memberitakan tentang hal itu.

Kim Bong Goo kemudian meminta asistennya untuk mengganti jadwal mereka. Ia mengatakan, bahwa mereka harus ke Korea Selatan dulu.
Raja dan Pangeran bermain bilyard sambil membahas (lagi-lagi) masalah Jae Ha. Raja mengungkapkan bahwa ia salut karena Jae Ha berani berbohong di depan publik. Jae Ha berkata dengan penuh percaya diri, kalau dia melakukan itu bukan untuk Raja. Itu hanya peringatan agar Raja bisa menyelesaikan masalah dengan baik di masa depan.

Raja tersenyum geli,”Jadi kapan kita mengadakan acara pertemuannya?”
“Apa? Acara pertemuan apa?”
Raja menjelaskan bahwa Jae Ha lah yang membuat masalah semakin besar. Lagian Jae Ha sudah mengumumkannya. Jadi dia harus bertemu secara resmi dengan Kim Hang Ah. Mereka bertemu satu sama lain terlebih dahulu. Jika tidak ada masalah, mereka bisa menikah. Jika bermasalah, ya berpisah.

Lee Jae Ha lalu menyalahkan Kim Hang Ah yang akan lengket terus pada Jae Ha. Apalagi ketika Hang Ah bertemu dengan Jae Ha, matanya berkedap-kedip terus. Itu menunjukkan kalau Kim Hang Ah benar-benar menyukainya. Dengan penuh kepercayaan diri, pangeran Lee Jae Ha memujii dirinya sendiri.

Siapa yang tidak akan menyukainya, jika Lee Jae Ha adalah tipe orang yang stylish, fashionable, tampan, dan juga cerdas. Dannn.. Jae Ha menambahkan kalau dirinya itu imut (?) dengan gayanya.

Raja tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Jae Ha,”Untuk orang seusiamu, mengatakan kalau dirinya imut. Heh!?! Itu benar-benar lelucon.”

Lee Jae Ha tidak mau mendengarkan. Ia tetap memuji dirinya sendiri. Bahkan ia mengatakan kalau Kim Hang Ah sudah sangat siap untuk datang ke Korea Selatan.
“Aku tidak mau.”
Kim Hang Ah di depan anggota partai dan ayahnya, menolak untuk menikah dengan Lee Jae Ha, ia beralasan selama pelatihan, ia terus saja ditipu pangeran manja itu. Dengan mengatakan kalau Lee Jae Ha menyukai Kim Hang Ah pun, dia juga merasa itu adalah sebuah kebohongan (Padahal Kim Hang Ah sendiri juga berbohong dengan perasaannya)

“Dia hanya jual mahal”kata Lee Jae Ha.
Jae Ha lalu meminta telpon. Ia yang akan berbicara sendiri dengan Kim Hang Ah. Kepala sekretaris mengatakan bahwa Kim Hang Ah tidak mau menerima telpon, video call, dan yang lainnya. Dan dia juga tidak mau menemui Lee Jae Ha.
“Kenapa? Apa dia... tidak menyukaiku?”tanya Jae Ha
“Ya”. Kepala sekretaris bahkan menambahkan kalau banyak orang yang tidak menyukai pangeran. “Apa yang bisa kau lakukan? Cinta tak terbalas oleh wanita Korea Utara. Dan bahkan kau melamarnya di depan umum, dan ditolak di depan umum. Ini akan dicatat dalam sejarah sebagai ‘Pangeran paling memalukan’ ”ucap Raja
Kim Hang Ah merasa gelisah dan tidak tenang. Ia kemudian melihat komputer yang sedang kosong. Ia berdiri dan berjalan menuju komputer itu. Dengan semangat yang terpendam, ia membuka komputer itu dan menonton rekaman Lee Jae Ha tempo itu yang melamarnya di depan umum. Hang Ah hanya menonton yang bagian ketika Jae Ha mengatakan bahwa ia mencintai Kim Hang Ah. Dan diulang berkali-kali.
Ayah Kim Hang Ah yang melihat itu, hanya merasa kasihan dan miris. Anak perempuan kesayangan satu-satunya itu dipermainkan oleh seorang pria.

Ketika sedang makan malam, ayahnya Kim Hang Ah menghiburnya dengan menjelek-jelekkan Lee Jae Ha. Ia berpikir anaknya akan terobati dengan perkataannya itu. Walau sebenarnya sakit, Kim Hang Ah juga berusaha memposisikan dirinya di pihak ayahnya. Ia mengatakan, bahwa ia bahkan akan menginjak-injak si Lee Jae Ha. Saat bertemu, akan dipastikan kalau Kim Hang Ah akan menghancurkan Jae Ha.
Dengan alasan itulah, ia bilang pada ayahnya. Ia akan menemui sang Pangeran. Jika mereka tidak bertemu, maka ia tidak akan bisa balas dendam.
Di istana, kepala sekretaris menyuruh Eun Shi Kyung untuk membujuk Kim Hang Ah agar mau menemui Pangeran. “Lama tidak bertemu, Kamerad Kim Hang Ah..”
Kim Hang Ah tanpa basa-basi mengatakan kalau dia akan pergi ke acara pertemuan. Dia bertanya kapan waktu yang tepat?

“Saat kau yang menelponnya, dia langsung setuju?”tanya Pangeran dengan perasaan heran (atau cemburu ya?)
Eun Shi Kyung menjelaskan bahwa ia tidak benar-benar membujuk Kim Hang Ah. Pangeran langsung bangun dari tidurnya. Dan menanyakan memangnya apa yang dikatakan Eun Shi Kyung pada Kim Hang Ah. Shi Kyung hanya mengatakan, ‘lama tidak bertemu, kamerad Kim Hang Ah’.
Dengan nada yang tidak enak, pangeran membalas, “aku mengatakan aku mencintai dia, akan menikahi dia, partai buruh dan kerajaan juga telah membujuknya. Tapi, kau hanya dengan berkata ‘lama tidak bertemu’ dia langsung setuju? Jika kau mengakan bahwa kau merindukannya, mungkin dia akan langsung berlari datang ke sini” (Ciiee.. ciiiee... cemburunya kelihatan bangett)
Kim Hang Ah sudah siap. Ia diantar oleh ayahnya dan rombongan lain.
Kim Hang Ah dijemput oleh istri Raja sendiri. Selain istri Raja, banyak juga wartawan yang sudah menungggu Kim Hang Ah. Kemudian, Hang Ah melambaikan tangannya ke arah wartawan-wartawan itu.
Sementara itu, di istana Raja dan ibunya menyaksikan acara penjemputan itu dari televisi. Sayangnya, ibu Ratu sepertinya tidak senang dengan Kim Hang Ah. Ia tidak terkesan sama sekali. Bahkan ia bingung, kenapa Kim Hang Ah itu tidak tersenyum?
Pangeran Lee Jae Ha juga sedang dalam perjalanan menuju tempat acara pertemuan itu. Di pesawat ia menonton siaran penjemputan Kim Hang Ah. Ketika sedang menonton, Yeom Dong Ha datang sambil membawa surat kabar dan berkomentar kalau pimpinan tim mereka terlihat gugup. Kemudian Jae Ha menyuruh Dong Ha untuk duduk sebentar di kursi sebelahnya.

Yeom Dong Ha senang, ia langsung duduk dan mencoba fasilitas yang ada di kursi tersebut. Tiba-tiba Lee Jae Ha mengagetkannya. Ia bertanya, apakah Dong Ha pernah diabaikan sebelumnya. “Jika ada seseorang yang menyukaimu, tapi kau membenci dia.” Lalu, kau benar-benar diabaikan.
Lee Jae Ha kemudian membisikkan sesuatu pada Yeom Dong Ha.

Istri Raja mengantarkan Kim Hang Ah ke tempat acara pertemuan diadakan. Hang Ah terlihat cantik pakai atasan berwarna pink (seperti hanbok. Hanya saja roknya lebih pendek). Hang Ah dan rombongan akhirnya telah tiba ke tempat tujuan.
Kim Hang Ah mencoba menikmati suasana di sekitar tempat itu bersama seorang kepala pelayan. Kepala pelayan itu sekalian menjelaskan, bahwa Kim Hang Ah akan berada di tempat itu selama 4 hari 3 malam bersama Pangeran. Dan ia diberi sebuah ponsel untuk menghubungi pelayan jika ia ingin menghubungi seseorang.
Jam 3:30 sore, Kim Hang Ah akan ada acara minum teh bersama Pangeran. Dan ia bisa meminta pelayan istana lain untuk membantunya bersiap-siap. Namun, Hang Ah sungkan. Ia mengatakan kalau dia bisa bersiap-siap sendiri. Pelayan tersebut menjawab, bahwa akan ada penata rias dan penata rambut kerajaan, kurang lebih 10 orang yang akan dikirim melayaninya.

Pangeran Lee Jae Ha sudah berada di suatu ruangan untuk menikmati teh bersama Hang Ah. Ia menunggu sambil memainkan hp-nya, dan bergumam sendiri,”Ada banyak sekali foto, tapi kenapa tidak ada yang terlihat cantik?”

Tak berapa lama ia melihat Kim Hang Ah yang sedang menuju ke ruangan tersebut. Ia lalu bersiap-siap merapihkan pakaiannya. Sebelum Hang Ah masuk ke ruangan tersebut, ia menegaskan dirinya sendiri bahwa ia harus menjadi sedingin es dan siap mendepak Lee Jae Ha.
“Sudah lama tidak bertemu, tapi kenapa kau tidak melihatku?”tanya Jae Ha heran
“Aku datang ke sini bukan karenamu, tapi aku hanya ingin melihat jeruk tangerine. Karena di Korea Utara tidak ada jeruk tangerine.”
Ri Kang Suk yang sedang menikmati suasana di luar tempat pertemuan itu bertemu dengan Yeom Dong Ha. Mereka saling memberikan salam. Ri Kang Suk lalu basa-basi bertanya kenapa Pangeran Lee Jae Ha membuat tempat itu begitu megah. Yeom Dong Ha menjawab kalau itu semua karena.. CINTAA..
Kembali ke ruang minum teh. Kim Hang Ah mulai mencoba salah satu donat yang tepinya bergerigi. Belum sempat masuk ke mulut, Jae Ha sudah menghentikannya. Jae Ha menyuruh Kim Hang Ah untuk makan donat yang berbentuk hati.

Tapi Kim Hang Ah mengabaikannya. Ia tetap melanjutkan makannya dan kemudian minum susu. Pangeran Jae Ha berkomentar, bukankah ia sudah pernah bilang kalau pasangan makan donat adalah minum kopi.
Hang Ah melihat Jae Ha dan mulai berbicara. Ia mengungkit kejadian ketika Jae Ha sedang melamarnya di depan banyak orang. Kim Hang Ah menganggapnya berbohong. Bagaimana seorang pangeran bisa berbohong di depan rakyat. Seharusnya, pangeran Jae Ha tidak menyeretnya ke dalam masalah yang dibuat Jae Ha sendiri.

Pangeran Jae Ha memotong pembicaraannya. “Siapa bilang aku bercanda? Sebagai seorang pangeran, apakah mudah untuk mengucapkan kata-kata itu di depan semua orang? Cinta.. kata-kata yang memuakkan ini, meskipun di depan 2 orang aku tidak akan mengucapkannya. Hanya saja..”

Lee Jae Ha tidak meneruskan kata-katanya. Kim Hang Ah sepertinya sedikit terpengaruh. “Itulah sebabnya.. kau menembakku? Apa karena kau benar-benar mencintaiku?”tanya Hang Ah

Dengan ekspresinya yang sok meyakinkan itu, Lee Jae Ha mengakuinya. Ia mengeluh bagaimana Kim Hang Ah bisa mengerti perasaannya yang rumit saat itu. Walau begitu, Lee Jae Ha menyarankan agar mereka tetap makan malam bersama, karena banyak orang yang sedang mengawasi mereka. Setelah mengucapkan itu, Lee Jae Ha berlalu pergi.
Tapi sayangnya, ponsel Jae Ha ketinggalan. Hang Ah yang melihat itu bingung harus melakukan apa. Sampai ketika, Ri Kang Suk datang. Ri Kang Suk ingin mengatakan kalau Pangeran Lee Jae Ha mencintai Hang Ah. Tapi belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Hang Ah sudah memotong. Ia menyuruh Ri Kang Suk untuk mengembalikan ponsel itu pada si empunya.
Ri Kang Suk mengambil hp itu dan membukanya. Ternyata ada foto Kim Hang Ah yang terpasang sebagai wallpaper. Kim Hang Ah kaget dan merasa tidak percaya. Tak berapa lama, si empunya ponsel datang dan langsung merebut miliknya.
Di kamar, Lee Jae Ha mengeluh pada Dong Ha. Seharusnya skenarionya tidak seperti itu. Bagian awal sudah kelihatan bagus dan natural, hanya saja karena foto itu.. Jae Ha menegaskan kembali karena hal seperti itulah dia tidak mau melakukan hal ini (berusaha meyakinkan Hang Ah tentang perasaannya)

Kamerad Kim Hang Ah merenungi kata-kata dari Kamerad Ri Kang Suk yang mengatakan bahwa si Pangeran benar-benar mencintai Hang Ah. Memang saat pelatihan dia begitu cuek, tapi setelah pelatihan selesai Jae Ha baru merasakannya.
Suara nada dering untuk sms sedikit mengagetkannya. Dengan seksama ia membuka sms itu. Smsnya berisi permintaan maaf dari Jae Ha karena menyimpan foto Kim Hang Ah di ponselnya tanpa izin. Tapi di dalam hatinya, ia akan tetap menyimpan foto dari Kim Hang Ah itu.
Kim Hang Ah sepertinya sudah terpengaruh. Ia melihat foto itu, dan mencoba untuk berpose lagi seperti pose yang ada di foto itu. tiba-tiba ponselnya berdering. Ayahnya dari Korea Utara menelponnya. Ia bertanya, apakah Hang Ah sudah sampai. Hang Ah mengiyakan. Ia kemudian menyatakan kalau pangeran itu sama saja seperti biasanya, hanya mengatakan kebohongan saja.

Ayahnya mengingatkan, bahwa memang harus bersikap sopan, tapi Kim Hang Ah harus ingat untuk menolak lamarannya.
Sang Pangeran, Lee Jae Ha, sibuk mengatur acara untuk makan malamnya. Ia ingin makan malam kali itu akan mengesankan Kim Hang Ah. Bahkan ia menempel foto Kim Hang Ah dengan ukuran besar di dinding.

Di saat tengah sibuk, seorang pelayan mengabarkan kalau Kim Hang Ah sedang dalam perjalanan menuju ke tempat makan malam itu. Pangeran Lee Jae Ha langsung bersiap-siap menyambut kedatangan Kim Hang Ah. Ia juga sudah menyiapkan bunga untuk diberikannya pada Kim Hang Ah.
Akhirnya tibalah orang yang ditunggu-tunggu. Para pelayan memberikan sambutannya dengan menaburkan hiasan-hiasan ke arah orang itu. Tapi, sayang sungguh sayang. Orang yang disambut itu bukanlah kamerad Kim Hang Ah, melainkan kamerad Ri Kang Suk.
Ri Kang Suk datang ke tempat itu, hanya karena ingin mengantarkan sebuah surat dari Kim Hang Ah. Surat itu berisikan pesan bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Lee Jae Ha, sehingga, ia menolak pernikahan ini. Selesai.
Setelah membacakan pesan itu Kamerad Ri Kang Suk pergi dengan ekspresi marah (Kenapa marah ya? Bukankah seharusnya senang disambut seperti itu? :P )

Ekspresi wajah pangeran berubah seketika. Ekspresinya menunjukkan kalau ia kecewa, sedih, dan merasa tidak percaya. :”(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar