Bab I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang :
Makalah ini berisi
tentang Media pertumbuhan yang dibuat
untuk menginformasikan dan mengenalkan tentang Media mulai dari pengertian
hnggah teknik pembuatan Media kepada pembacanya .
Media itu sendiri
adalah adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)
yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan
dasar dari sumber Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4),
dan unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 ,
yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan
Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis , semi sintesis , dan media
non sintesis . Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan
media diperkaya . contoh macam Jenis Media yang sering digunakan ,yaitu
Nutrient Agar , Nutrient Broth (NB) ,
PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene
Blue Agar (EMBA).
Komposisi media terdiri
atas Agar , Peptone , Meat/plant extract
, Faktor tumbuh , Komponen selektif , Komponen diferensial , Media buffer.
Sifat – Sifat Media antara lain Media dasar/umum , Media diperkaya (enriched
media) , Media diferensial/pembeda , Media selektif , Media penguji , Media
untuk penghitungan sel.
Contoh pembuatan
Media misalnya ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X gram . siapkan akuades 500
ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air . siapkan hot plate magic
stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan air yang 500 ml pertama
. Media agar telah larut media di tuang
di Erlenmeyer menggunakan kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk
membilas sisa media pada gelas beaker . Siapkan cawan petri lalu tuang media menggunakan dispenser . Atau
media agar telah larut dituang ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet
tetes . media steril dituang kecawan patri . simpan dalam wadah steril.
2. Rumusan Masalah
Dari makalah ini kita
ingin mengetehui beberapa hal tentang media yang meliputi :
1.
Apa
yang dimaksud dengan Media ?
2.
Apa
saja bahan – bahan Media ?
3.
Apa
saja Komposisi Media pertumbuhan Pertumbuhan ?
4.
Menyebutkan
Jenis – Jenis Media berdasarkan sifat Fisik, Komposisi dan Tujuannya !
5.
Menyebutkan beberapa Macam contoh media dari
klasifikasi media yang menjabarkan komposisi serta fungsinya !
6.
Apa
saja sifat – sifat dari media
7.
Bagaimana
teknik Pembuatan Media ?
3. Tujuan :
Media merupakan sebuah wadah
pertumbuhan mikroorganisme yang berisi nutrisi untuk itu makalah ini akan
menjelaskan mengenai bahan dasar pembuatan media ; Jenis – Jenis media
berdasarkan sifat fisik , komposisi / susunannya , dan tujuannya ;beberapa
contoh jenis Media yang sering digunakan secara umum ; sifat – sifat Media ;
arti atau pengertian dari Media itu sendiri ; komposisi pembuatan media ; dan
yang terakhir adalah teknik pembuatan agar kita lebih mengetahui seala sesuatu
yang berhuubungan tentang Media .
4. Manfaat :
kita lebih paham dan mengenal
tentang Media secara keseluruhan mulai dari pengertian , bahan dasar, jenis –
jenis, sifat, contoh ,komposisi hingga teknik pembuatan media itu sendiri.
Dengan demikian kita tidak salah tentang segala sesuatu tentang Media.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Media
Media
pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang selanjutnya
dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga sel-sel
tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat dilakukan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi
mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
2. Bahan dasar media
a. Sumber nutrisi atau zat makanan
Analisa dari komposisi kandungan unsur sel
mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95% dari berat kering terdiri dari unsur
utama (major elements) yaitu unsur C, O,
H, N, S, P, K, Na, Ca, Mg, dan Fe. Jika suatu jenis mikroorganisme ingin
ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung maka harus dipenuhi kebutuhan unsur
tersebut dari molekul organik yang terdapat pada media. Komposisi setiap bahan
pada media tertentu terhadap mikroorganisme target menggambarkan kondisi
nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan itulah mikroorganisme tersebut
optimal tumbuh. Berikut adalah sumber nutrisi media.
1) Sumber karbon
Molekul organik umumnya
mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak,
protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang
menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum
dikultivasi.
2) Sumber nitrogen
Sumber nitrogen mencakup asam
amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang terkandung pada peptone, meat
extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.
3) Sumber oksigen
Untuk mikroorganisme heterotrof
yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari
udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen
berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair
dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
4) Sumber fosfat
Sumber fosfat organik seperti
beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast
extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat memanfaatkan
fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium
phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).
5. Sumber unsur sekelumit
(mikronutrient/trace element).
Pada lingkup media pada cawan
petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya
menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau
menjaga struktur protein. Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur
mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena setiap
jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott
& Harley, 2002:96).
3. Komposisi Pertumbuhan
a. Agar
Agar adalah bahan yang paling
umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang terbuat dari ekstrak alga.
Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun fungsinya lebih
bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak larut dalam
cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose, 3,6-anhydro-L-galactose, dan
D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari ganggang merah. Agar cocok menjadi
agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat didinginkan
sampai 40-42°C sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum suhu
mencapai 80-90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang
terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone adalah hasil hidrolisis
protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau digesti asam. Casein banyak
digunakan sebagai substrat pembentuk peptone, tetapi beberapa bahan lain
seperti soybean meal juga sering digunakan.
c. Meat / plant extract
Ekstrak dagung dan tumbuhan
mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul rendah, karbohidrat,
vitamin, mineral dantrace metals. Ekstrak jaringan hewan mengandung lebih
banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak tumbuhan lebih
banyak terdapat karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor tumbuh
Banyak mikroorganisme yang
membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam media pertumbuhannya.
Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam lemak dan nutrisi dari
darah.
e. Komponen selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme non target disebut komponen selektif.
Komponen selektif dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi
bakteri spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite,
tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium
chloride (konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan
Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin,
chloramphenicol, colistin, cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic acid,
sulfadiazine, dan vancomycin.
f. Komponen diferensial
Berbeda dengan komponen selektif,
komponen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan mikroorganisme tertentu
namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan mikroorganisme target dari
populasi campurannya (deteksi visual). Bahan diferensial seperti pH indikator
akan membuat koloni target berbeda warna karena memproduksi asam. Bahan lainnya
berupa pewarna kromogenik yang mampu berubah warna jika suatu reaksi enzim
spesifik terjadi.
g. pH buffer / buffer salts.
pH buffer digunakan untuk menjaga
pH media selama digunakan untuk tumbuh karena beberapa mikroorganisme akan
tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.
4. Jenis – Jenis Media
a.
Brdasarkan sifat fisik
1)
Media padat
Dibuat dengan cara menambahkan
agen pemadat, misalnya agar, gelatin atau silica gel ke dalam media cair. Agen
pemadat yang baik adalah tidak diuraikan oleh mikroorganisme, tidak menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, tidak mencair pada suhu ruang. Agar dan silica gel
tidak mencair pada suhu ruang dan tidak diuraikan oleh mikroorganisme.
Sebaliknya, gelatin, diuraikan oleh mikroorganisme dan mencair pada suhu ruang.
Contoh : agar nutrien, agar darah, Saboraud’s agar.
2) Media semi padat & Semi cair
Media yang sedikit diberi agar
sehingga tidak menjadi media padat ataupun media cair. Meliputi nutrient broth
(kaldu nutrien), citrate broth, glucose broth, litmus milk dsb. Media cair
digunakan dalam propagasi banyak mikroorganisme, uji fermentasi dan uji
lainnya.
3) Media cair
media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
b. Berdasarkan Komposisi / Susunannya
1) Medium sintesis
Yakni media yang mempunyai
kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media sintetik sering
digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa
anorganik dan organik ditambahkan dala media sintetik harus murni, sehingga
harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode, eagle, dan sebagainya
(dalam laboratorium virologi).
2. Media semi sintesis
Medium semi sintesis yaitu media
yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose
Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak
kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa
penyusunnya.
3. Media nonsinesis
komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
c. Berdasaran
Tujuan
1) Media selektif atau penghambat
Media yang selain mengandung
nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang
E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt
broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang
toleran terhadap garam.
2) Media diperkaya
Media diperkaya adalah media yang
mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen
kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat
selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
5. contoh media dari klasifikasi media yang
menjabarkan komposisi serta fungsinya
a. Nutrient
Agar
Media Nutrient Agar
ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah yang cukup. Media ini dapat
digunakan sebagai uji air dan produk dairy. Selain itu juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif, atau kata lain berupa
mikroorganisme heterotrof serta
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada uji
bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di dalam Nutrient
Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan untuk
pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik. Komposisi
dari nutrient agar adalah:
1) 0,3%
ekstrak daging sapi
2) 0,5%
peptone
3) 5
gram NaCl
4) 1
liter air destilat
5) 15
gram/L Agar
b. Nutrient
Broth (NB)
Merupakan media
selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang berbentuk cair. Namun
sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja dengan nutrient agar. Komposisi
dari nutrient broth antara lain:
1) 5 gram pepton
2) 1,85
L air destilasi atau aquades
3) 3
gram ekstrak daging
c. PDA (Potato Dextrose Agar)
Merupakan media
komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga
sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan
menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat
diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga
digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir
pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:
1) 20%
Kentang
2) Agar
3) 1
liter Aquades
4) 2%
Peptone
d. Salmonella
Shigella (SS) Agar
Merupakan media
selektif yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen khususnya
Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan
bahan percobaan klinik. Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara
lain:
1) 8,5
gram Bile salt atau garam bile
2) 0,33
gram Brilliant green
3) 5
gram Beef extract
3) 2,5
gram Pancreatic Digest of Casein
4) 2,5
gram Peptic Digest of Animal Tissue
5) 10
gram Lactose
6) 8,5
gram Sodium Citrate
7) 8,5
gram Sodium Thiosulfate
8) 1
gram Ferric Citrate
9) 0,025
gram Neutral Red
10) 13,5
gram Agar
e. Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA)
Media Eosin Methylene
Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah
mikroba yang memfermentasikan laktosa sepertiS. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam
perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal
karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan Salmonella sp dapat
menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi
bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media
padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan
memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin
bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena
kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.
Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih
dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan
terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri
coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
6. Sifat – Sifat Media
a. Media
dasar/umum
Yaitu media pembiakan
sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar
mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media
pembiakan lain. misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast),
nutrient-broth (bakteria).
b. Media
diperkaya (enriched media)
Media ini dibuat dari
media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan
mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk
itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang
dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah, serum
atau ekstrak hati. Contohnya selenite-broth medium (Salmonella typhi).
c. Media
diferensial/pembeda
Media ini digunakan
untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa
mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang
mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi
dan identifikasi bakteri. Misalnya media darah-agar untuk bakteri hemolitik,
A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A. parasiticus.
d. Media selektif
Media ini digunakan
untuk menyeleksi pertumbuhan mikroba
yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan
yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari
dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi.
Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi
bakteri jenis Salmonella dan Shigella.
e. Media
penguji
Media ini digunakan
untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya,
media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan
lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang
akan diuji.
f. Media
untuk penghitungan sel
Media ini digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk
media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.
7. Teknik Pembuatan Media
Misalnya :
ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X gram . siapkan akuades 500 ml , bilas
sisa media yang ada diwadah dengan air . siapkan hot plate magic stirrer atur
pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan air yang 500 ml pertama . Media agar
telah larut media di tuang di Erlenmeyer
menggunakan kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa
media pada gelas beaker . Siapkan cawan petri
lalu tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut
dituang ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang
kecawan patri . simpan dalam wadah steril.
BAB
III
PENUTUP
1.kesimpulan
a.
Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
b.
Bahan dasar media yang
meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ; Sumber fosfat ;
Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
c.
Komposisi media terdiri
atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ; Komponen selektif ;
Komponen diferensial ; Media buffer.
d.
Jenis – jenis Media
berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan semi cair
, Media cair ; Berdasarkan
Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non
sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media
diperkaya.
e. jenis
– jenis meia yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato
Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA).
f.
Sifat – sifat Media yang
terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ; Media
diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.
g.
Membuat media harus sesuai
dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.
2.Saran
Setelah
membaca makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat mempelajari berulang –
ulang hingga betul – betul memahami semua tentang media , dan jika ingin
membuat media lakukanlah secara benar , telaten , brhati – hati , jangan tergesa
– gesa dan selalu ikuti prosedur yang ada agar mendapatkan hasil yang kita
inginkan .
3. Kajian Pustaka
a.
http://praktikmikrobiologi.blogspot.com/2012/09/media-pertumbuhan-mikroorganisme-bagian_6464.html